
Musim penghujan membuat tidak banyak petani di Ponorogo yang menanam bawang merah. Padahal, harga brambang sedang bagus-bagusnya. Wahyudi, petani di Desa Pulung Merdiko, mengungkapkan bahwa petani di wilayahnya lebih memilih menanam padi atau palawija.
“Area lahan yang ditanami bawang merah hanya sekitar satu hektare saja. Kondisi itu terjadi karena sangat berisiko dengan musim seperti sekarang,” ujar Wahyudi.
Menurutnya, petani bawang merah harus rajin melakukan penyemprotan minimal dua hari sekali. “Namun kalau malam harinya hujan deras, pagi harinya tanaman sudah harus disemprot. Kalau itu tidak dilakukan, akan muncul serangan jamur yang bisa menyebabkan kami gagal panen,” jelasnya.
Karena perawatannya tinggi, biaya produksi juga menjadi mahal. Hal itu dinilai sesuai dengan harga brambang sekarang yang melambung tinggi.
Saat ini, tanaman bawang merah milik para petani sedang memasuki masa pembentukan umbi. Dalam satu hingga dua minggu ke depan, tanaman tersebut akan memasuki waktu panen. “Harapan kami, saat panen raya nanti harga brambang masih tinggi, minimal di atas Rp50 ribu per kilogram,” pungkas Wahyudi.



