
“peringatan HSN tahun ini harus menjadi momentum persatuan sekaligus ajang untuk menampilkan wajah pesantren yang modern dan berwawasan lingkungan“. (Sugiri Sancoko)
Hari Santri Nasional (HSN) di Ponorogo pada 22 Oktober 2025 direncanakan berlangsung meriah dengan semarak berbagai kegiatan. Rangkaian acara HSN akan digelar selama sembilan hari, mulai 13 Oktober hingga puncak peringatan pada 22 Oktober 2025.
Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo mengatakan, “peringatan HSN tahun ini harus menjadi momentum persatuan sekaligus ajang untuk menampilkan wajah pesantren yang modern dan berwawasan lingkungan“. Ia mendorong semua elemen masyarakat yang merasa bagian dari santri untuk menyelenggarakan kegiatan HSN secara mandiri, namun tetap dalam semangat kebersamaan.
Selain kegiatan internal, Pemkab Ponorogo juga akan memfasilitasi peringatan HSN yang bersifat universal dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. “Akan ada juga acara santri yang bersifat universal, di mana semua pihak bergabung dalam satu panitia besar Ponorogo untuk mengadakan acara besar, seperti Santri Vaganza,” jelas Kang Giri.
Menanggapi tantangan zaman dan upaya meningkatkan minat anak muda untuk mondok, Bupati Sugiri menekankan pentingnya pesantren menampilkan sisi yang lebih funky, muda, dan milenial. Hal ini sejalan dengan Gerakan Ayo Mondok yang digaungkan oleh para kiai dan penggiat pesantren. Menurutnya, ketika pesantren tampil menarik, minat generasi muda untuk mondok akan meningkat.
Selain itu, pesantren juga didorong untuk mengintegrasikan isu-isu kontemporer, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, ke dalam materi pengajarannya. Masih menurut Sugiri Sancoko, selain aspek keagamaan dan lingkungan, penting pula menyoroti peran strategis santri putri dan perempuan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Gagasan ini, ujarnya, berakar pada pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan kesiapan menjadi seorang ibu di masa depan.