
Perajin batik di Ponorogo mengupayakan agar industri batik tetap eksis di tengah gempuran zaman. Pasalnya, batik merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
Christine Hery Purnawaty, pemilik usaha batik di Ponorogo, mengatakan pada Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2025, harus ada perhatian serius dari pemerintah terhadap industri batik tanah air. Bahkan, jika perlu, adanya stimulus diberikan agar perajin batik terus berkembang.
Apalagi, tidak bisa dipungkiri industri batik mampu menyerap tenaga kerja lokal. Pihaknya berharap semua orang mengenakan batik lokal. Secara tidak langsung, dengan terus berproduksi, keberadaan industri batik bisa berkembang.
Christine mengungkapkan, setidaknya batik lokal dapat digunakan seminggu sekali oleh seluruh masyarakat, tidak hanya di instansi dan sekolah, melainkan juga diproduksi oleh produsen lokal. Saat ini, dirinya memproduksi berbagai jenis batik, mulai batik tulis, printing, hingga batik cap.
Sekadar informasi, pada momentum Hari Batik Nasional 2 Oktober ini, butik miliknya juga mengikuti pameran Inacraft di Jakarta. Pameran ini merupakan pameran kerajinan tangan terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan di Jakarta untuk menampilkan dan memasarkan produk-produk kerajinan tangan, seni, serta karya dari para pengrajin dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari seluruh Indonesia, bahkan internasional.