
Jelang musim panen padi, sejumlah petani di wilayah Sukorejo, Ponorogo, dibayangi kesulitan mencari BBM jenis solar untuk mesin combi. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan barcode sebagai syarat memperoleh BBM bersubsidi tersebut.
Tri Narmi, salah satu petani, menyampaikan bahwa pihaknya harus mengurus rekomendasi ke Dinas Pertanian. Itu pun, jika mendapat, kuota BBM untuk alat pertanian seperti mesin combi kabarnya dibatasi tidak lebih dari 40 liter setiap penggunaan. Padahal, satu mesin combi membutuhkan solar hingga 100 liter.
Menurutnya, keberadaan mesin combi sangat dibutuhkan petani saat panen karena memudahkan pekerjaan sekaligus meningkatkan kualitas gabah. Sementara dirinya mengambil keuntungan dari penyewaan mesin, kebutuhan utama tetap ada di petani pengguna.
Pada panen sebelumnya, mereka juga kesulitan mencari solar. Saat membeli di SPBU, stok sering kosong. Akhirnya, kebutuhan disiasati dengan pembelian menggunakan kendaraan roda empat berbahan bakar solar, sisanya terpaksa mencari di pengecer.
Petani berharap pemerintah lebih mempermudah akses solar sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan, mengingat berbagai permasalahan sudah dihadapi sejak masa tanam hingga panen. Sosialisasi terkait prosedur dan kuota BBM bersubsidi untuk alat pertanian (alsintan) juga dinilai perlu lebih intens dilakukan.