
Produksi kentang dari wilayah Pudak selama ini belum mampu memenuhi kebutuhan pasar di Ponorogo. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar di tiga kecamatan saja, stok kentang masih kurang.
Seperti disampaikan Sarbini, salah satu petani kentang di Pudak Kulon, kebutuhan kentang di Pudak, Soko, dan Pulung saja per hari mencapai 2 kwintal atau sekitar 1 ton dalam lima hari. Jumlah itu belum termasuk permintaan dari wilayah lain.
“Tidak heran kalau Pasar Ponorogo masih mengandalkan pasokan dari daerah lain seperti Magetan,” ungkapnya.
Kondisi ini membuat harga kentang cenderung tinggi di tingkat petani, berkisar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram. Bahkan pada tahun lalu, harga sempat menyentuh Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
Lebih lanjut Sarbini menyebutkan, di Pudak Kulon jumlah petani kentang tidak banyak, hanya sekitar delapan orang saja. Sebagian besar petani lebih tertarik menanam sayuran lain seperti wortel, sawi, kubis, bawang pre, dan seledri.
“Menanam kentang itu berisiko tinggi. Perawatannya mahal dan rentan terkena penyakit, apalagi di cuaca yang tidak menentu,” jelasnya.