
Perum Bulog Cabang Ponorogo menargetkan penyerapan jagung hingga 11 ribu ton hingga akhir tahun 2025. Target ini merupakan bagian dari tugas baru Bulog dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Pimpinan Cabang Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto, mengungkapkan bahwa selain penyerapan gabah dan beras, tahun ini pihaknya juga mendapat amanah untuk menyerap jagung dari petani lokal.
“Tahun ini kami mendapatkan tugas baru, yaitu melakukan penyerapan jagung. Targetnya tidak main-main, kami diminta menyerap hingga 11 ribu ton jagung di Kabupaten Ponorogo sampai akhir tahun,” jelas Budiwan saat ditemui di kantornya.
Meski hingga awal Agustus ini serapan baru mencapai 13,5 ton, pihaknya tetap optimis target tersebut dapat tercapai.
“Kami tetap optimis. Bulan Agustus dan Oktober nanti beberapa wilayah di Ponorogo akan memasuki masa panen jagung, jadi kami manfaatkan momentum itu,” tambahnya.
Untuk harga, Bulog menetapkan pembelian jagung kering seharga Rp6.400 per kilogram, dengan beberapa syarat dan ketentuan.
“Kami beli dengan harga Rp6.400 per kilogram untuk jagung kering dengan kadar air tertentu dan standar mutu yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Guna mempercepat pencapaian target tersebut, Bulog juga menjalin koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian.
“Kami juga berkoordinasi lintas sektor, seperti dengan Polres Ponorogo, agar distribusi dan serapan berjalan lancar,” pungkasnya.