
lustrasi TBC (foto : vecteezy)
Penyakit Tuberculosis (TBC) masih menghantui masyarakat Ponorogo. Data di RSU Aisyiyah saja, setiap bulan ada puluhan pasien yang berobat rawat jalan maupun rawat inap.
Seperti disampaikan Moh. Arbangin, Kabag Humas dan Pemasaran RSU Aisyiyah Ponorogo, setiap bulan rata-rata pihaknya menangani di atas 50 pasien.
Dari jumlah itu, ada yang pasien baru, namun ada juga yang kontrol rutin setiap satu bulan sekali lantaran pengobatan penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis itu cukup lama, minimal 6 bulan.
Karenanya, bagi pasien yang tidak telaten berobat, akan makin parah sehingga harus rawat inap.
“Beberapa kasus terjadi resistensi, di mana pasien sudah kebal terhadap obat,” kata Arbangin.
Lebih lanjut dikatakan, kesulitan menanggulangi TBC karena merupakan fenomena gunung es, di mana kasus yang dilaporkan kecil, namun di belakangnya cukup banyak.
“Ini terjadi karena banyak orang yang tidak mau berobat karena takut, padahal sudah ada indikasi terkena TBC,” tambah Arbangin.
Selain itu, juga karena beban psikologis ketika divonis kena TBC, lantaran penyakit ini menular sehingga takut dikucilkan masyarakat.
Rumah Sakit Aisyiyah telah memiliki tim khusus untuk memerangi TBC, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA). (rl/ab)