
Produksi jeruk Karang Patihan, Kecamatan Balong, terus mengalami penurunan sejak beberapa tahun terakhir. Kepala Desa Karang Patihan, Eko Mulyadi, mengatakan dalam dua tahun terakhir penurunannya bahkan mencapai 50 persen.
Menurutnya, penurunan produksi ini disebabkan oleh faktor usia tanaman yang sudah tua, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Ia menjelaskan, para petani menanam jeruk siem sejak tahun 2014. Kala itu, terdapat sekitar 40 hektare lahan yang ditanami jeruk siem dengan ciri khas kulit tipis dan rasa manis.
“Sekarang usia tanaman sudah lebih dari 10 tahun, jadi produksi buahnya mulai menurun,” ujar Eko.
Sebagian petani pun mulai melakukan peremajaan dengan menebang pohon-pohon lama dan menggantinya dengan tanaman jeruk baru. Jika ditanam tahun ini, diperkirakan panen pertama baru akan dirasakan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan.
Jeruk Karang Patihan sempat menjadi komoditas andalan desa ini, bahkan booming pada 2018 hingga 2019 karena banyak diburu pedagang dari luar daerah. Namun kini, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga, pemerintah desa memprioritaskan distribusi buah jeruk kepada para pedagang lokal di wilayahnya.