
SDN Jalen, Kecamatan Balong, Ponorogo, hanya mendapatkan satu siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. Siswa tersebut bernama Al Arsy Al Farizi, dan menjadi satu-satunya murid di kelas 1.
Meskipun sendirian, bocah berusia tujuh tahun itu tetap semangat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Di hari kedua kegiatan MPLS, Arsy terlihat akrab dan berbaur dengan para kakak kelas dalam satu ruang kelas. Tak terlihat rasa takut maupun minder dari dirinya.
“Senang sekolah di sini, meskipun enggak ada teman sekelas,” ucap Arsy polos. Ia mengaku ingin sekolah di SDN Jalen karena ingin mengikuti jejak kakaknya yang dulu juga bersekolah di tempat yang sama. Selain itu, lokasi sekolah yang dekat dari rumah juga menjadi alasan utama.
Pada hari pertama masuk sekolah, Arsy langsung menulis dan menggambar sebagai bagian dari aktivitas belajar awal.
Kepala SDN Jalen, Dedy Adhi Nugroho, mengatakan bahwa pihaknya tidak begitu terkejut hanya menerima satu siswa baru. Sebab, tiga tahun lalu pun sekolah ini pernah mengalami hal yang sama.
“Tahun lalu kami masih dapat 11 siswa baru. Tapi tren saat ini, banyak orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan agama, baik itu Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun langsung ke pondok pesantren,” jelasnya.
Meski hanya satu siswa di kelas 1, Dedy menegaskan bahwa pelayanan pendidikan tetap berjalan optimal. Bahkan, guru bisa lebih fokus mengajar seperti memberikan les privat.
Saat ini, jumlah siswa SDN Jalen tercatat sebanyak 20 anak. Rinciannya: kelas 1 ada 1 siswa, kelas 2 sebanyak 11 siswa, kelas 3 tidak ada siswa, kelas 4 ada 3 siswa, kelas 5 ada 2 siswa, dan kelas 6 sebanyak 3 siswa.