
SMP Negeri 5 Ponorogo atau yang lebih dikenal dengan Spenla siap kembali menyemarakkan gelaran Ponorogo Rikolo Semono (PRS) 2025. Sekolah yang terletak di Jalan Dr. Sutomo ini dijadwalkan tampil di panggung utama Aloon-Aloon Ponorogo, Sabtu malam 12 Juli 2025, pukul 19.00 WIB.
Tak sekadar tampil, Spenla bakal menyuguhkan pertunjukan spesial: kolaborasi musik keroncong lintas generasi yang berpadu dengan pementasan teater bertema cerita tempo dulu. Musik lawas dibalut semangat muda—itulah konsep yang diusung Spenla dalam penampilannya kali ini.
Joko Bilowo, pembina keroncong Spenla, menyebut kesempatan ini sebagai sebuah kehormatan besar.

“Ini penampilan kami yang kedua di PRS. Rasanya luar biasa bisa kembali dipercaya oleh pemerintah daerah. Tentu ini jadi kebanggaan bagi sekolah dan motivasi bagi siswa untuk terus berkarya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, para siswa akan berkolaborasi langsung dengan guru dan staf sekolah untuk membawakan lagu-lagu keroncong legendaris seperti Begawan Solo, Sepasang Mata Bola, dan Sapu Tangan. Untuk menjangkau selera penonton muda, mereka juga membawakan lagu campursari populer seperti Nemu dan Lintang Asmoro.
Tak berhenti di musik, panggung akan semakin meriah dengan pertunjukan teater drama bernuansa masa lalu, yang menggambarkan kehidupan masyarakat Ponorogo tempo dulu.

Yang menarik, cikal bakal grup keroncong Spenla justru berawal dari sebuah kebetulan. Joko mengisahkan, “Waktu itu ada guru PPKn yang ternyata vokalis keroncong. Langsung saya ajak gabung latihan. Kebetulan juga kami dapat undangan PRS yang pertama. Respon penonton luar biasa, dan sejak itu kami serius mengembangkan keroncong di sekolah.”
Kini, keroncong menjadi bagian dari ekstrakurikuler musik di Spenla. Uniknya, bukan hanya siswa yang terlibat. Guru, karyawan, hingga wali murid pun ikut ambil bagian dalam latihan. Bahkan seringkali mereka berkolaborasi dengan grup band siswa dan komunitas campursari dalam setiap sesi latihan.
Joko pun mengajak masyarakat Ponorogo untuk tidak melewatkan penampilan spesial ini.
“Datang saja ke panggung utama Aloon-Aloon Ponorogo, Sabtu malam, mulai jam 19.00. Pertunjukan ini terbuka untuk umum, gratis tanpa tiket. Mari kita rayakan masa lalu Ponorogo dengan musik dan seni yang hidup kembali lewat semangat anak-anak muda,” pungkasnya penuh semangat.