
Ribuan ikan nila milik petani keramba di Telaga Ngebel, Ponorogo, mati mendadak dalam tiga hari terakhir. Peristiwa ini menyebabkan kerugian besar bagi petani, bahkan ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Pantauan jurnalis Gema Surya, Selasa (9/7/2025), air Telaga Ngebel tampak berubah warna menjadi hijau kekuningan. Ribuan ikan mati terlihat mengambang di permukaan, menimbulkan bau menyengat.
Hadi Santoso, salah satu pemilik keramba, mengaku fenomena ini mulai terjadi sejak tiga hari lalu. Ia menduga kondisi tersebut dipicu oleh cuaca ekstrem dan suhu dingin yang menyebabkan kandungan belerang naik ke permukaan.
“Biasanya air jernih, tapi sekarang keruh dan bau. Ikan-ikan saya banyak yang mati, sekitar 50 persen dari total keramba. Usianya baru 3 sampai 4 bulan. Rugi saya kira-kira Rp10 juta,” ujar Hadi.
Ia mengaku sudah berupaya mengurangi dampak dengan memasang diesel untuk menggerakkan kincir, agar sirkulasi air tetap berjalan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Saya sudah pakai diesel untuk bantu sirkulasi udara, tapi tetap nggak cukup. Jumlah ikan mati terlalu banyak,” tambahnya.
Ironisnya, menurut Hadi, kejadian serupa sudah dua kali terjadi dalam setahun terakhir. Namun, hingga kini belum ada langkah nyata dari pemerintah kabupaten.
“Kami butuh perhatian. Jangan sampai tiap musim dingin selalu begini. Setidaknya ada solusi jangka panjang dari pemerintah,” keluhnya.
Untuk mencegah pencemaran, para petani segera mengubur bangkai ikan secara massal di sekitar area keramba.
Tak hanya berdampak pada petani, fenomena ini juga dikeluhkan pengunjung wisata Telaga Ngebel. Slamet Riyadi, salah satu pengunjung asal Madiun, mengaku terganggu dengan kondisi air dan bau menyengat.
“Airnya sekarang kecokelatan dan keruh, baunya juga menyengat seperti belerang. Agak terganggu sih, padahal saya ke sini mau menikmati suasana,” ujar Slamet.