Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo
  • 3 Calon Dewas dan Direktur Perumda Sari Gunung Ikuti Wawancara Final, Bupati yang Putuskan
  • Overstay, Warga Malaysia RBH yang Tinggal di Wotan Pulung Dideportasi
  • Usai Kasus Pembunuhan di Pomahan, Warga Resah Pelaku ODGJ Tak Bisa Diproses Hukum
  • Ribuan Bekali Anak Putus Sekolah dengan Keterampilan, Dindik Ponorogo Siapkan Program PKK
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2025
  • Juni
  • 17
  • Panen, Harga Kopi Robusta Mulai Berpihak Pada Petani, Produksi Belum Bisa Penuhi Kebutuhan Pasar
  • Jelajah

Panen, Harga Kopi Robusta Mulai Berpihak Pada Petani, Produksi Belum Bisa Penuhi Kebutuhan Pasar

Gema Surya FM Selasa 17 Juni 2025 | 10:51 WIB
WhatsApp Image 2025-06-16 at 11.41.07

Musim panen kopi Robusta yang mulai berlangsung bulan ini membawa angin segar bagi para petani di Ponorogo. Dengan harga green bean Robusta yang kini mencapai kisaran Rp73 ribu per kilogram, banyak petani yang sebelumnya enggan menanam kopi mulai kembali bergairah.

Lukito Hari, Pengawas Mutu Hasil Perkebunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo, menyebutkan bahwa panen kopi tahun ini dimulai sejak Juni dengan sistem petik merah selektif. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus mendatang.

“Dengan harga yang cukup bagus seperti sekarang, petani mulai semangat lagi. Banyak yang dulu sempat malas tanam kopi, sekarang malah swadaya beli bibit sendiri untuk memperluas lahan,” ujar Lukito, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, masa panen kopi Robusta relatif cepat, hanya membutuhkan waktu antara 1,5 hingga 2 tahun. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani untuk kembali membudidayakannya.

Namun, di tengah gairah yang meningkat, Lukito juga menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi sektor kopi Ponorogo. Produksi lokal belum mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, apalagi pasar yang lebih luas. Padahal, Ponorogo dikenal sebagai kota dengan geliat usaha warung kopi dan lesehan yang cukup tinggi.

“Permintaan kopi tinggi, tapi produksi kita belum bisa mengimbangi. Mau tidak mau masih mengandalkan pasokan dari luar daerah, bahkan dari luar negeri. Ironisnya, kopi Ponorogo juga masih kalah bersaing dari sisi rasa dan harga,” jelasnya.

Sebagai pembanding, Lukito menyebut harga green bean kopi Robusta di daerah tetangga seperti Magetan bahkan sudah menembus Rp85 ribu per kilogram.

“Padahal kalau bicara potensi, Ponorogo punya. Tapi memang butuh kerja keras, terutama untuk memperluas lahan dan dukungan dari pemerintah kabupaten,” pungkasnya.

Bagikan :
        

Continue Reading

Previous: Eskalator Pasar Legi yang Tidak Berfungsi, Perdagkum Masih Cari Suku Cadang
Next: Jenazah Nenek di Ponorogo Ditemukan Membusuk di Kontrakan Jalan Sulawesi

Related Stories

fzs
  • Jelajah

3 Calon Dewas dan Direktur Perumda Sari Gunung Ikuti Wawancara Final, Bupati yang Putuskan

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:48 WIB
sd
  • Jelajah

Helm KYT Kyoto Raib di Teras Rumah Warga Bangunrejo Sukorejo

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:59 WIB
af
  • Jelajah

Overstay, Warga Malaysia RBH yang Tinggal di Wotan Pulung Dideportasi

Gema Surya FM Jumat 26 September 2025 | 12:06 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.