
Pemerintah Kabupaten Ponorogo tak hanya fokus pada penjaringan calon siswa untuk Sekolah Rakyat (SR) rintisan dari keluarga kurang mampu (desil 1), namun juga tengah menyiapkan tenaga pendidik berkualitas untuk mendukung jalannya program ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan (Dindik) telah diberi tugas untuk melakukan seleksi tenaga pengajar. Setidaknya 20 guru dibutuhkan untuk mengajar di tiga jenjang pendidikan yang akan dibuka mulai tahun ajaran baru nanti.
“Jika diperlukan, kami akan bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk mendapatkan guru-guru terbaik, baik dari kalangan ASN maupun P3K,” ungkap Agus.
Ia berharap para tenaga pendidik yang terjaring nantinya benar-benar memenuhi kebutuhan pembelajaran, tidak hanya dari sisi kuantitas, tapi juga kualitas.
Ponorogo sendiri menjadi salah satu kabupaten yang ditunjuk untuk menginisiasi Sekolah Rakyat rintisan. Pada tahap awal, akan dibuka satu rombongan belajar (rombel) untuk jenjang SD, dua rombel untuk SMP, serta dua rombel untuk SMA.
Adapun total pagu siswa Sekolah Rakyat Ponorogo tahun ini hanya 125 siswa. Rinciannya, 25 siswa untuk SD, 50 siswa untuk SMP, dan 50 siswa untuk SMA. Lokasi sementara kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan di Gedung Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Tambakbayan, Ponorogo.