
Imbauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo agar panitia penyembelihan hewan kurban tidak menggunakan kantong plastik mendapat sambutan positif dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo. Organisasi perempuan Muhammadiyah ini bahkan telah konsisten selama beberapa tahun terakhir menggunakan bungkus non-plastik untuk pembagian daging kurban.
Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PDA Ponorogo, Yetti Wahyuningtyas, menjelaskan bahwa pihaknya telah sejak jauh hari mempersiapkan Idul Adha tahun ini dengan menyiapkan bungkus ramah lingkungan seperti daun jati, daun pepaya, pelepah pisang, blarak (daun kelapa kering), hingga besek bambu.
“Kami mendukung imbauan DLH dan menjadikan momen kurban sebagai ajang edukasi dan kampanye bahaya sampah plastik kepada masyarakat,” ujarnya.
Yetti mengakui bahwa penggunaan kantong plastik memang masih dianggap lebih praktis, murah, dan mudah diperoleh. Namun, ia menegaskan pentingnya kesadaran lingkungan.
Jika penggunaan plastik terus dilakukan, akan berdampak negatif terhadap tanah, air, dan udara karena sifatnya yang sulit terurai. Bahkan, plastik dapat terpecah menjadi mikroplastik yang membahayakan makhluk hidup. Terlebih lagi, sebagian kantong plastik hitam mengandung zat kimia berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan.
“Kami ingin masyarakat mulai terbiasa membawa wadah sendiri dan tidak selalu bergantung pada plastik. Butuh waktu, tapi kesadaran harus mulai ditanamkan,” tambahnya.
Untuk tahun ini, PDA Ponorogo akan menyalurkan hewan kurban di sejumlah titik bakti sosial, antara lain Desa Tulung, Kecamatan Sampung (1 ekor sapi), Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko (1 ekor sapi), serta komunitas ibu-ibu Grilansia di Jalan Lawu (2 ekor sapi). Seluruh distribusi daging akan menggunakan bungkus non-plastik.