
Ilustrasi
Guna menjaga daya beli masyarakat di tengah perlambatan konsumsi pasca-libur Lebaran dan menjelang tahun ajaran baru, pemerintah akan meluncurkan 6 stimulus ekonomi mulai 5 Juni 2025.
Salah satu stimulus utama adalah penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah 3,5 juta rupiah dan guru honorer.
Menanggapi kebijakan itu, Sayyid Abas, pengamat ekonomi di Ponorogo, berharap perekonomian di masyarakat akan membaik.
“Lemahnya daya beli masyarakat karena pendapatan mereka tetap, berkurang, atau bahkan tidak memiliki pendapatan sama sekali karena imbas PHK,” kata Sayyid.
Karenanya, mereka pilih berhemat dengan tidak konsumtif. Akibatnya, para pengusaha ataupun produsen mengeluh lantaran dagangannya sepi. Dengan adanya stimulus akan menambah penghasilan mereka dan bisa membelanjakan uangnya.
“Stimulus hendaknya bukan hanya menyasar pekerja ataupun konsumen. Ada baiknya pemerintah juga memberikan stimulus kepada pengusaha, khususnya usaha kecil dan menengah,” tambah Sayyid.
Stimulus bisa diberikan dalam bentuk kemudahan, pembebasan pajak, hingga permodalan. Dengan adanya stimulus pengusaha, akan menyebabkan harga barang yang dijual lebih murah dan terjangkau masyarakat. Dengan begitu, percepatan ekonomi akan lebih bagus.
Sekadar mengetahui, selain BSU, akan ada 5 stimulus lainnya yang akan digulirkan pemerintah secara serentak pada Juni 2025, yakni diskon transportasi umum, diskon tarif tol, diskon tarif listrik hingga 50 persen, tambahan bantuan sosial, dan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja. (rl/ab)