
Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ponorogo berdampak langsung terhadap petani sayur-mayur di Kecamatan Pudak. Curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan banyak tanaman rusak dan membusuk, sehingga merugikan para petani. Tidak hanya itu, harga jual hasil panen pun turun drastis di pasaran.
Salah satu petani di Desa Pudak Kulon, Langgeng Setiyono, mengaku hasil panennya menurun signifikan akibat cuaca yang tak menentu.
“Seperti yang terjadi beberapa hari kemarin, hujan terus-menerus membuat tanaman gampang membusuk. Sawi, bawang prei, bunga kol, cabai, sampai kacang kapri banyak yang rusak,“ ujar Langgeng saat ditemui di ladangnya, Minggu (25/5/2025).
Ia menambahkan, biasanya dalam satu kali panen dirinya bisa menghasilkan hingga dua ton sayuran. Namun akibat cuaca buruk, kali ini hasil panen hanya sekitar satu ton.
“Ya jelas rugi. Panen menurun hampir separuh. Padahal biaya tanam tetap besar,” keluhnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Jarno, petani sayur lainnya. Menurutnya, selain hasil panen yang merosot, harga jual di tingkat petani juga jatuh bebas.
“Bawang prei sekarang cuma dihargai Rp3.000 per kilogram, padahal biasanya bisa Rp7.000 sampai Rp10.000. Sawi juga cuma laku Rp2.500, biasanya Rp4.000 atau Rp5.000,” terang Jarno.
Ia menambahkan, harga bunga kol anjlok dari Rp8.000 menjadi hanya Rp1.500 per kilogram, sementara kacang kapri yang biasanya laku hingga Rp50.000 per kilogram kini hanya dihargai Rp12.000.
“Kita enggak bisa berbuat banyak, cuma bisa pasrah. Harapannya semoga cuaca segera membaik, supaya panen berikutnya tidak rugi lagi,” ujarnya.