
Banyaknya kasus lakalantas di timur Pasar Pon hingga Sewelut Jenangan Ponorogo, selain faktor human error juga minimnya jumlah lampu penerangan jalan umum – PJU. Jalur tersebut dinilai gelap di malam hari sehingga pengguna jalan yang melintas wajib berhati-hati.
Setyo Budiono, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Sarana Prasarana Dinas Perhubungan Ponorogo, mengakui bahwa fasilitas PJU di kawasan itu masih jauh dari ideal.
“Di sepanjang jalur sekitar dua kilometer itu, dari perempatan Pasar Pon sampai Sewelut, saat ini hanya ada tiga titik lampu PJU. Idealnya, butuh sekitar 10 titik, dengan jarak antar tiang sekitar 50 meter,” ujar Setyo.
Ia menyampaikan bahwa Dinas Perhubungan sudah menginformasikan kondisi tersebut kepada Bupati Ponorogo dan mendapat respons yang baik. “Kami diminta segera membuat kajian untuk menghitung kebutuhan PJU di titik-titik rawan lakalantas dan jalur wisata,” jelasnya.
Adapun sejumlah jalur yang akan diprioritaskan dalam pemasangan PJU ke depan antara lain jalur menuju Telaga Ngebel, Monumen Reog Sampung, Waduk Bendo Ngindeng di Sawoo, serta kawasan timur perempatan Mlilir.
Sementara itu, data dari catatan Gema Surya menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir, setidaknya lima orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah Kecamatan Jenangan:
- 17 Maret 2025: Dua pengendara motor tewas setelah adu banteng di Jalan Niken Gandini, tepatnya depan Soto Borang, Kelurahan Setono.
- 25 Maret 2025: Seorang pengendara tewas akibat tabrakan sesama motor di Dukuh Puyut, Desa Plalangan.
- 16 April 2025: Pengendara sepeda motor Vario meninggal dunia setelah tertabrak mobil pick up di Desa Plalangan.
- 23 April 2025: Pengendara Honda CB meregang nyawa usai bertabrakan dengan mobil Kijang Innova di pertigaan depan SMKN 1 Jenangan, Jalan Niken Gandini, Setono.