
Pedagang sate ayam di kawasan Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, mengalami lonjakan permintaan drastis selama masa Lebaran. Kenaikan penjualan bahkan mencapai 7 hingga 10 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Ketua Paguyuban Pedagang Sate Ayam Setono, Topa, mengatakan bahwa para pedagang di wilayahnya merasakan dampak positif dari arus mudik dan tradisi kuliner saat Lebaran.
“Kalau hari biasa kami hanya jual sekitar 500 tusuk, pas Lebaran bisa tembus 3.500 tusuk. Itu sudah kami alami sejak H-5 sampai puncaknya H+7 Lebaran,” ujar Topa, Kamis (11/4/2025).
Ia menambahkan, saat ini permintaan masih tinggi meskipun tidak seramai beberapa hari sebelumnya. Sebagian besar pembeli adalah pemudik yang membeli sate sebagai oleh-oleh khas Ponorogo.
“Rata-rata dibawa pulang untuk oleh-oleh, tapi banyak juga yang datang langsung makan rame-rame sama keluarga di tempat kami,” tambahnya.
Topa menjelaskan, sate ayam khas Setono sudah menjadi ikon kuliner saat Lebaran di Ponorogo. Banyak orang merasa belum lengkap merayakan Idulfitri tanpa menyantap sajian khas ini.
“Orang bilang, Lebaran belum lengkap kalau belum nyicipi sate ayam Ponorogo. Jadi kami juga berusaha jaga rasa dan kualitas supaya pelanggan puas dan balik lagi tahun depan,” tuturnya.
Namun, ia mengakui bahwa harga sate ayam ikut naik selama Lebaran karena kenaikan harga bahan baku.
“Harga daging naik, jadi kami juga menyesuaikan. Sekarang sekitar Rp15.000 per 10 tusuk,” pungkasnya.