
Para petani di wilayah Babadan menghadapi tantangan besar akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang meliputi jamur, kaper, dan walang sangit. Akibatnya, mereka harus melakukan penyemprotan obat-obatan secara intensif untuk melindungi tanaman padi mereka.
Sugeng, seorang petani di Jalan Sidomulyo, Babadan, mengungkapkan bahwa serangan tiga jenis OPT yang berbeda membuatnya harus melakukan penyemprotan secara bergantian.
“Untuk jamur, saya pakai fungisida, lalu besoknya ganti menyemprot dengan insektisida. Karena harus terus dilakukan, biaya perawatan musim tanam kali ini jadi cukup besar,” ujar Sugeng, Rabu (13/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa tanaman padi yang terserang berusia 55 hari atau memasuki fase generatif saat bunga malai mulai muncul. Serangan jamur terutama terlihat pada daun yang menghitam karena munculnya totol-totol. Varietas padi yang paling banyak terdampak adalah jenis Sunggal.
“Sebenarnya sudah dilakukan antisipasi, tapi masih tetap terserang. Kalau tidak segera diobati, bisa berdampak pada produktivitas panen nanti,” tambahnya.
Petani menduga bahwa curah hujan tinggi menjadi salah satu faktor meningkatnya serangan OPT di wilayah Babadan. Mereka berharap ada dukungan dari dinas terkait untuk mengatasi masalah ini agar hasil panen tetap optimal.