
Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi produsen cincau di Ponorogo. Seperti yang dirasakan oleh Winaryo, warga Desa Serangan, Sukorejo, produksi cincau atau janggelan miliknya kebanjiran pesanan hingga 10 kali lipat. Jika sebelumnya hanya memproduksi 10 hingga 50 kemasan per hari, pada bulan puasa ini mampu menerima pesanan hingga 500 kemasan per hari.
Winaryo menjelaskan bahwa cincau yang dijualnya sangat terjangkau, yakni hanya Rp10.000 per kemasan. Orderan yang masuk tidak hanya dari dalam kota Ponorogo saja, tetapi juga dari Madiun, Solo, hingga Jombang. Winaryo mengungkapkan awal memproduksi cincau sebelum pandemi Covid-19, di mana awalnya dia hanya pekerja serabutan. Dirinya juga telah menanam cincau, tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan produksi cincau di bulan Ramadan ini.
Dari pantauan di lokasi, tangan Winaryo tampak cekatan membuat cincau. Awalnya, daun cincau dipilih yang besar dan lebar. Kemudian, daun cincau dicuci bersih. Sambil menunggu, Winaryo merebus air. Setelah air mendidih, cincau direndam dalam air rebusan selama 2 menit. Setelah itu, cincau ditiriskan. Daun cincau ditaruh di air dingin, lalu diperas sampai sari daun cincau habis. Sari cincau disaring dan ditaruh di wadah.