
Akses jalan protokol yang menghubungkan Desa Selur dengan Desa Ngrayun, Kecamatan Ngrayun, ambles akibat longsor. Amblesnya bahu jalan tersebut dipicu oleh hujan deras dengan durasi lama yang terjadi pada Rabu, 26 Februari 2025.
Agung Prasetya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, mengatakan bahwa tanah gerak menyebabkan jalan milik pemerintah daerah itu ambles dengan ketinggian sekitar 50-70 sentimeter dan panjang kurang lebih 30 meter. “Berdasarkan hasil kajian dari mahkota gerakan tanah, kemungkinan masih ada ancaman longsor susulan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 100 meter di bawah lokasi, terdapat aliran air bercampur lumpur yang berpotensi memperparah kondisi. Selain itu, di titik paling bawah, beberapa pohon mulai roboh. “Karena itu, perlu kajian lebih lanjut untuk mengantisipasi longsor susulan,” tambahnya.
Berdasarkan informasi dari Pemerintah Desa (Pemdes) Selur, retakan di bahu jalan protokol tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Namun, karena tidak menunjukkan pergerakan signifikan, retakan itu dianggap aman.
Meski ambles, jalan protokol penghubung antar desa itu tetap dibuka oleh warga. “Jalan tidak ditutup, tetapi di titik lokasi ambles telah dipasang rambu sebagai peringatan agar warga yang melintas lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan,” pungkas Agung.