Sepanjang tahun 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat sebanyak 351 kejadian bencana alam yang tersebar di 21 kecamatan. Ratusan bencana tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah dan kering, seperti tanah longsor, banjir, hingga cuaca ekstrem.
Agung Prasetyo, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, merinci data bencana alam sepanjang 2024. “Tanah longsor terjadi sebanyak 110 kejadian, banjir 89 kejadian, cuaca ekstrem 67 kejadian, kekeringan 36 kejadian, dan sisanya adalah kejadian lainnya,” jelasnya, Jumat (18/1).
Agung juga memastikan bahwa meskipun banyak bencana terjadi, tidak ada laporan korban jiwa. “Untungnya, tidak ada korban meninggal dunia akibat bencana alam di Ponorogo sepanjang tahun 2024,” tambahnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2023, jumlah kejadian bencana alam di tahun 2024 mengalami penurunan. Hal ini menjadi catatan positif bagi BPBD, meskipun upaya peningkatan mitigasi dan respons bencana tetap menjadi prioritas.
“Berbagai upaya telah kami lakukan, mulai dari pemberian bantuan bagi warga terdampak, dropping air bersih, penghijauan, hingga pembersihan aliran sungai dari sampah. Semua ini kami lakukan untuk mengurangi dampak bencana,” terang Agung.
Ia menambahkan bahwa data bencana 2024 akan menjadi bahan evaluasi bagi BPBD untuk meningkatkan mitigasi dan kecepatan pelaporan di tahun 2025. “Kami berharap dengan upaya ini, jumlah kejadian bencana alam dapat diminimalisir pada tahun ini,” pungkasnya.