Tiada hari tanpa foging. Itulah kegiatan di desa Demangan Siman sejak 15 hari terakhir menyusul serangan demam berdarah di wilayah tersebut.
Suprayitno, Kamituwo Dukuh Empat Desa Demangan, menyatakan bahwa sebagian besar korban adalah warga dewasa. “Selain demam berdarah, banyak warga kami yang juga terkena chikungunya. Ini membuat kami harus bergerak cepat,” ungkapnya pada Rabu (15/1).
Upaya pemberantasan sebenarnya telah dilakukan sejak awal tahun. “Pada Minggu, 5 Januari 2025, kami bersama seluruh RT di desa ini menggelar gerakan massal Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tapi, ternyata masih ada warga yang terjangkit,” jelas Suprayitno.
Sebagai langkah lanjutan, seluruh warga desa sepakat untuk melakukan fogging di 16 RT yang ada. Namun, keterbatasan alat menjadi kendala utama. “Kami hanya memiliki satu unit alat fogging, padahal waktu yang efektif untuk pengasapan hanya di pagi hari dan tidak lebih dari dua jam. Jadi, fogging dilakukan setiap hari agar semua RT terjangkau,” tambahnya.
Kegiatan fogging ini dilakukan secara swadaya oleh warga, sementara alat dan obat-obatan disediakan oleh pihak desa. “Ini murni gotong royong warga. Kami berharap langkah ini bisa segera menghentikan penyebaran penyakit di desa kami,” tutup Suprayitno.