Indikasi masuknya kembali Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo membuat Bupati Sugiri Sancoko waspada. Orang nomor satu di Pemkab Ponorogo ini segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk meminta bantuan vaksin guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami tidak ingin PMK meluas lagi dan menghancurkan perekonomian peternak sapi di Ponorogo. Langkah pencegahan harus segera dilakukan,” tegas Sugiri.
Menurut Bupati, sapi yang mati mendadak di wilayah Desa Jimbe dan Plalangan, Kecamatan Jenangan, menunjukkan gejala klinis yang mirip dengan PMK.
“Gejalanya antara lain demam, muncul lepuh berisi cairan atau luka di lidah, gusi, hidung, dan teracak. Sapi yang terinfeksi juga sulit berjalan, mengeluarkan air liur berlebihan, serta kehilangan nafsu makan,” jelasnya.
Laporan menyebutkan bahwa sapi-sapi yang terserang PMK tersebut belum pernah divaksinasi. Banyak di antaranya adalah sapi penggemukan yang biasanya dijual setelah tiga bulan dipelihara. Hingga saat ini, sebanyak delapan ekor sapi dilaporkan mati mendadak di Desa Jimbe dan Plalangan, sementara beberapa lainnya dalam kondisi sakit.
Menanggapi situasi ini, Pemkab Ponorogo bersama instansi terkait tengah mengkaji kemungkinan menutup sementara pasar hewan untuk mencegah penyebaran penyakit.
“Ini langkah berat, tapi kalau memang diperlukan demi mencegah penyebaran PMK, kami akan melakukannya,” tambah Sugiri.
PMK sebelumnya sempat menyerang sejumlah wilayah di Ponorogo, termasuk Pudak dan Soko, beberapa waktu lalu. Peternak diharapkan meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan kandang, memeriksa kesehatan hewan secara berkala, dan memastikan hewan ternak mereka mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan.
Sugiri juga berharap agar pemerintah pusat segera merespons permintaan bantuan vaksin untuk Ponorogo, sehingga kasus-kasus serupa dapat dicegah dan ditangani dengan cepat.