Harga Porang Tembus Rp 10 Ribu per Kg, Petani di Ngrayun Banyak yang Gigit Jari
Meskipun harga porang saat ini melambung tinggi, para petani di Kecamatan Ngrayu, Ponorogo belum dapat sepenuhnya menikmati keuntungan tersebut. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar petani yang belum memasuki masa panen dan stok yang sangat terbatas.
Haryoko, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Ngrayun, menjelaskan, Harga porang saat ini sangat bagus, mencapai 10 ribu rupiah per kilogram. Bahkan kemarin sempat menyentuh angka 12 ribu rupiah. Namun, ia menyayangkan bahwa banyak petani, terutama petani investor, tidak lagi memiliki stok porang.
“Para petani investor kebanyakan sudah tidak memiliki barang lagi lantaran harga porang sempat hancur beberapa waktu lalu sehingga mereka tidak menanam lagi.”
Para petani porang asli di Ngrayun juga belum bisa menikmati tingginya harga ini karena mereka masih harus menunggu dua hingga tiga musim lagi sebelum bisa panen. Sayangnya, para petani porang asli Ngrayun belum panen karena mereka menunggu 2 hingga 3 musim lagi. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga bibit, sehingga petani lebih memilih bibit katak porang yang membutuhkan waktu lebih lama untuk panen.
Haryoko juga menyinggung bahwa tingginya harga porang saat ini mungkin disebabkan oleh persediaan di pabrik yang menyusut.
“Harga porang yang kembali tinggi kemungkinan disebabkan oleh persediaan di pabrik yang juga menyusut. Harapannya, harga porang tetap tinggi hingga petani panen raya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa menanam porang sebenarnya merupakan investasi yang lebih menguntungkan bagi petani dibandingkan menanam cengkeh.
Beberapa tahun terakhir, harga porang sempat jatuh di angka 2500 hingga 3500 rupiah per kilogram, yang menyebabkan trauma bagi para petani investor dan membuat mereka ragu untuk kembali menanam porang.