Puluhan Wanita Desa Mojomati Jetis, Belajar Membuat Batik Shibori
Setelah desa Karang Patihan Balong terkenal dengan batik Cipratnya , Kini desa Mojomati Jetis , akan dikenal dengan produksi batik Shibori . Puluhan orang warga desa Mojomati , kemarin mendapatkan pelatihan membuat batik celup asal jepang tersebut .
Angraini Septia, ketua tim penggerak PKK desa setempat menjelaskan alasan memilih batik sibhori . Selain teknik pembuatannya mudah , waktunya sangat singkat dan bahannya tidak sulit dicari . Berbeda dengan batik yang menggunakan teknik canting , harus telaten dan hanya orang orang tertentu yang bisa melakukannya .
Anggraini mengungkapkan teknik pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan ‘perlindungan’ pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai . Perlindungan pada bagian kain tertentu dilakukan yang dimaksud adalah dengan melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang atau tali . Jadi ketika dicelupkan pada cairan pewarna, bagian yang terlindungi tidak ikut terwarnai . Ketika pelindung dilepas dan kain dibentangkan, akan tercipta motif-motif indah yang menarik dengan kesan etnik .
Dalam pelatihan pertama kemarin pihaknya membuat pola lingkaran dari koin uang 500 rupiah . Karena teknik pembuatannya mudah dan murah itulah, antusiasme warganya cukup tinggi ikut pelatihan dimana mengundang pemateri dari Mlarak . Pelatihan membuat batik shibori akan terus dilakukan hingga wilayahnya bisa terkenal dengan sentra batik shibori .
Hasil dari produksi warga, tahap awal akan digunakan seragam ibu ibu PKK . Ditambahkan, jika wilayahnya juga menjadi sentra tas anyaman . Awalnya juga pelatihan kecil kecilan yang ternyata sukses menjadi usaha para wanita di desa Mojomati . Kini banyak rumah yang membuat tas anyaman , sehingga tercipta kemandirian para wanita untuk membantu pendapatan keluarga .