Jelajah

Tak Kuat, Jembatan Darurat Yang Terbuat Dari Bambu di Desa Ngrukem Mlarak Diganti Besi

Pemerintah desa Ngrukem Mlarak terpaksa menghentikan pembangunan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Ini setelah dilakukan test, kerangkanya tidak kuat, dimana ada bambu yang patah ketika dimuati beberapa orang. Karena faktor keselamatan kerangka bambu itu diganti dengan besi.

Bambang Mampriyono kepala desa Ngrukem Mlarak mengatakan, selain swadaya, akhirnya mengambil dana bencana alam dari anggaran desa. Dijelaskan jika pembangunan jembatan darurat itu sebenarnya sudah mencapai 50 persen dengan waktu pengerjaan selama 5 hari. 

Saat dilakukan uji coba, ternyata kerangka yang terbuat dari bambu tersebut tidak mampu menopang beberapa orang akhirnya patah. Beruntung segera diketahui sehingga setelah dilakukan musyawarah sepakat menggantikannya dengan besi saja.

Untuk sesek yang terlanjur dibuat masih bisa digunakan. Sejauh ini, pihaknya memang belum meminta bantuan ke Pemkab selama masih bisa ditangani pihak desa dan warga. Jembatan sepanjang 24 meter yang membelah sungai Ngijon itu nantinya sebagai akses penghubung antara Ngrukem dengan desa Kemuning Sambit.

Seperti diketahui jembatan desa Ngrukem Mlarak putus pada 7 Oktober 2022 lalu karena terseret banjir. Jembatan yang dinamakan Sidomukti ini telah berdiri sejak 1984, tahun lalu kondisinya retak-retak sehingga tidak boleh dilewati roda empat.